Keamanan dalam Penggunaan Tabung Gas Bertekanan: Pengenalan, Identifikasi Bahaya, dan Praktik Keselamatan

Bejana tekan adalah bejana yang berfungsi untuk menampung fluida di bawah tekanan atau bejana lain yang di dalamnya terdapat lebih besar dari tekanan udara luar, digunakan untuk menampung campuran gas atau gas yang terdiri dari udara, baik dalam keadaan terkompresi menjadi cair, atau dalam keadaan terlarut beku.


Menurut Permenaker No. 01 tahun 1982 tentang bejana tekan , baja atau silinder gas dengan isi 60 liter dimasukkan ke dalam bejana tekan.


Silinder gas digunakan untuk menyimpan tekanan tinggi dalam bentuk atau keadaan terkompresi, atau dalam larutan atau keadaan beku.


Pengelompokkan Gas Bertekanan


Pada umumnya, ada tiga kelompok utama gas terkompresi yang dapat disimpan di dalam bejana tekan atau tabung gas, antara lain:


1. Gas Cair


Gas cair adalah gas akan menjadi cairan pada suhu normal ketika mereka berada di dalam bejana bertekanan. Gas berada di dalam tabung silinder dalam keseimbangan cair uap atau ekuilibrium.


Awalnya, tabung gas diisi hampir seluruhnya dengan gas cair, kemudian gas mengisi ruang di atas cairan. Ketika gas dikeluarkan dari botol, gas cair menguap dari sehingga hanya ada tekanan konstan di dalam tabung botol. Contoh gas cair ini adalah amonia anhidrat, klorin, propana, asam nitrat dan karbon dioksida.


2. Gas Non Cair


Gas non cair disebut gas terkompresi, gas bertekanan. Ini Gas tidak menjadi cair ketika dikompresi pada suhu normal, bahkan pada tekanan yang sangat tinggi. Contohnya oksigen, nitrogen, helium, argon.


3. Gas Terlarut


Gas terlarut adalah gas yang dapat disimpan dengan melarutkannya dalam suatu larutan. Gas Asetilena merupakan salah satu contoh dari gas terlarut. Gas Asetilena secara kimiawi tidak stabil. Bahkan tekanan atmosfir, Asetilena gas dapat meledak. Namun pada umumnya gas Asetilena dapat disimpan dan digunakan secara aman dalam tabung silinder pada tekanan tinggi.


Hal ini dimungkinkan karena gas asetilena disimpan dalam tabung silinder dengan larutan inert. Larutan inert dalam pertanyaan adalah larutan aseton dari pelarut lain yang sesuai. Ketika gas asetilena ditambahkan ke tabung gas, gas tersebut larut dalam aseton hingga mencapai titik jenuhnya. Gas asetilen terlarut dalam larutan akan mencapai.


Selanjutnya, seperti produk bahan kimia, gas di bawah dapat dikelompokkan menurut sifatnya atau sebagai berikut:


1. Gas dapat mengurangi kadar zat asam


Suatu gas yang tidak mudah untuk bereaksi dengan bahan bakar dan gas lain.Selain itu, gas ini merupakan gas yang dapat menyebabkan kematian karena dapat menggantikan posisi Oksigen di lingkungan sekitar. Contohnya adalah gas mulia , N2 dan CO2.


2. Gas mudah terbakar


Gas yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat menyebabkan kebakaran. Contoh: Etilen, Hidrogen, Butana dan Propana.


3. Gas korosif


Gas yang karena reaksi kimia dapat menyebabkan kerusakan ketika bersentuhan dengan jaringan hidup atau bahan lain. Contoh: klorin, belerang dioksida, amonia anhidrat.


4. Gas pengoksidasi


Gas yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat memudahkan pembakaran atau karena sifat pengoksidasinya yang dapat melepaskan oksigen dan panas melalui reaksi kimia bila dicampur dengan gas yang mudah terbakar. Selain itu, gas ini dapat menyebabkan kematian jika terhirup.


5. Campuran gas


Campuran dari dua ditambah gas yang dibuat untuk keperluan tertentu asalkan tidak saling bereaksi untuk senyawa lain. Contoh: Gas LPG merupakan campuran dari Propana dan Butana.


6. Gas kesehatan


Gas yang digunakan untuk keperluan medis. Contoh : udara bersih yang dimampatkan.


Identifikasi Tabung Gas


Identifikasi tabung gas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:


1. Identifikasi berdasarkan papan nama.

2. Identifikasi berdasarkan label.

3. Identifikasi dengan pewarnaan.


Bahaya Penggunaan Tabung Gas


Tabung gas bertekanan merupakan sumber bahaya bagi pekerja dan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Jenis bahaya tersebut adalah:


1. Bahaya Asphyxia (kekurangan gas Oksigen).

2. Bahaya keracunan dan iritasi.

3. Bahaya kebakaran atau ledakan.

4. Bahaya cairan dingin / kriogenik.

5. Bahaya kondisi tubuh.


Demikian penjelasan terkait pengenalan dan identifikasi bahaya tabung gas bertekanan dan gas cair. semoga menjadi referensi bagi pembaca.


Post a Comment for "Keamanan dalam Penggunaan Tabung Gas Bertekanan: Pengenalan, Identifikasi Bahaya, dan Praktik Keselamatan"