Sampah (Limbah Padat)

Pemahaman Sampah

Sampah adalah limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga, industri atau kegiatan manusia lainnya. Sampah adalah segala sesuatu yang tidak diinginkan lagi oleh yang memilikinya dan bersifat padat. Ada sampah yang mudah terurai dan ada juga yang tidak mudah terurai. Sampah yang mudah terurai terdiri dari bahan organik seperti seperti sayuran, sisa daging, daun, dll, sedangkan yang tidak mudah terurai antara lain plastik, kertas, karet, abu pembakaran, dll.


Timbulan Sampah


Timbulan sampah adalah volume sampah berat yang dihasilkan dari sumber sampah tertentu di suatu wilayah tertentu per waktu. Timbulan sampah adalah sampah yang dihasilkan pada sumber sampah. Timbulan sampah adalah untuk menentukan dan merancang peralatan yang digunakan dalam pengangkutan sampah, fasilitas pemulihan material dan fasilitas pembuangan limbah.


Prakiraan timbulan sampah saat ini dan menjadi dasar untuk perencanaan, perancangan studi sistem pengelolaan persampahan. Memperkirakan timbulan sampah adalah langkah biasa dalam pengelolaan sampah. Satuan timbulan sampah biasanya dinyatakan sebagai satuan skala untuk jumlah per orang atau per bangunan, dll.


Rata-rata timbulan sampah tidak akan sama dari satu daerah ke daerah lain, atau satu negara ke negara lain. disebabkan beberapa faktor antara lain:

  • Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya.
  • Tingkat hidup.
  • Perbedaan musim.
  • Cara hidup dan mobilitas penduduk.
  • Iklim.
  • Cara penanganan makanannya.

Komposisi Sampah


Komposisi sampah adalah representasi dari masing-masing kandungan dalam sampah dan sebarannya. Data ini penting untuk mengevaluasi peralatan, sistem , pengolahan limbah dan rencana pengelolaan padatan yang dibutuhkan sebuah kota. Pengelompokan sampah yang paling sering dilakukan adalah berdasarkan komposisinya, misalnya dinyatakan dengan % berat dalam % volume kertas, kayu, kulit, karet, logam, kaca, kain, makanan dan lain-lain limbah. Semakin sederhana gaya hidup masyarakat, semakin banyak pula komponen sampah organiknya. Dan semakin besar aktivitas suatu kota, maka semakin rendah proporsi sampah dari aktivitas.

Komposisi sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:


1. Frekuensi pengumpulan


Semakin sering sampah dikumpulkan, semakin tinggi tumpukannya. Sampah kertas dan sampah kering lainnya akan terus ada namun sampah organik akan semakin berkurang seiring dengan penguraiannya.


2. Kondisi Ekonomi


Kondisi ekonomi yang berbeda menghasilkan limbah dengan perbedaan. Semakin tinggi tingkat ekonomi suatu masyarakat , produksi sampah kering seperti kertas, dan kaleng cenderung semakin tinggi, sedangkan sampah makanan cenderung semakin rendah.Hal ini disebabkan oleh cara hidup masyarakat berpenghasilan tinggi yang lebih bersih lebih nyaman.


3. Kemasan produk


Pengemasan sembako juga akan berpengaruh pada sampah. Negara maju seperti Amerika banyak menggunakan kemasan kertas, sedangkan negara berkembang seperti Indonesia banyak menggunakan plastik untuk kemasan.


Sumber-Sumber Sampah

  1. Sampah rumah tangga, termasuk sisa bahan makanan, sisa bungkus makanan dan bungkus perabot rumah tangga, sisa tanaman taman, dll.
  2. Sampah dari pasar dan tempat umum, termasuk sisa makanan, sampah kemasan makanan dan sampah konstruksi lainnya, limbah tanaman, dll.
  3. Limbah industri terencana meliputi air limbah industri, debu industri. Sisa bahan baku dan bahan jadi dll.
  4. Sampah dari perkantoran. Sampah berasal dari perkantoran, baik pengajaran, toko, departemen, perusahaan, dll. Limbah ini datang dalam bentuk kertas, karbon, penjepit kertas, dll. Umumnya sampah ini merupakan sampah yang kering dan mudah terbakar.
  5. Sampah berasal dari pertambangan. Sampah berasal dari daerah pertambangan dan jenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri misalnya batu-batuan, tanah atau cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran untuk menghasilkan arang, dan sebagainya.

Sampah Menurut Sifat Fisiknya

  • Sampah kering adalah sampah yang dapat dengan cara dibakar, termasuk kertas, yang residunya dapat dikeringkan.
  • Sampah basah adalah sampah yang karena sifat fisiknya sulit untuk dikeringkan.

Sampah dibagi menjadi 3 bagian yakni:


1. Sampah Organik

Sampah organik adalah barang-barang yang dianggap sudah usang dibuang oleh pemilik/pengguna sebelumnya, tetapi dapat tetap digunakan, dikelola dan digunakan dengan prosedur yang benar. Limbah ini dapat dengan mudah diurai melalui proses. Sampah organik adalah sampah yang terurai seperti sisa daging, sisa daun, sampah kebun dan lain-lain.


2. Sampah Non-organik


Limbah Non Organik adalah limbah yang dihasilkan dari bahan non hayati , baik sebagai produk sintetis maupun sebagai hasil dari teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah ini adalah sampah yang tidak mudah terurai seperti kertas, plastik, logam, karet, abu kaca, bahan bangunan dan lainlain. Jenis sampah di tingkat rumah tangga ini meliputi botol plastik , botol, kaca, kantong plastik dan kaleng.


3. Sampah B3 (Bahan berbahaya beracun)


Pada limbah berbahaya atau bahan beracun, ini berasal dari bahan organik dan non organik dan bahan kimia berat, yang biasanya berasal dari limbah industri. Pengelolaan sampah B3 tidak bisa dengan sampah organik dan non organik. Umumnya dibentuk badan khusus untuk mengelola B3 sesuai dengan peraturan yang berlaku.


Karakteristik Sampah

  • Sampah basah adalah jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa hewan atau tumbuhan dari pengolahan, pembuatan dan penyediaan makanan, yang terdiri dari bahan-bahan yang mudah terurai secara hayati.
  • Sampah kering adalah sampah yang mudah terbakar dan bukan dari pemukiman, pusat perbelanjaan, perkantoran.
  • Abu adalah limbah yang berasal dari sisa pembakaran bahan yang mudah terbakar seperti rumah, kantor dan pabrik industri.
  • Sampah limbah industri merupakan sampah limbah padat yang berasal dari Industri, pengolahan hasil bumi, tumbuh-tubuhan dan industri lain.
  • Sampah khusus adalah jenis sampah yang memerlukan penanganan khusus, seperti kaleng cat, film bekas, zat radioaktif dan sejenisnya.

Tempat Pembuangan Akhir (TPA)


Tempat pembuangan akhir atau TPA adalah daerah yang menerima sampah dari pengangkutan dari TPS atau sumber dalam rangka pengurangan kapasitas sampah di masyarakat. Sampah tersebut mengalami proses penguraian alami lainnya dalam jangka waktu yang lama. Persyaratan tempat umum, cara pengelolaan sampah di TPA dan kriteria pemilihan adalah sebagai berikut:

  • Sudah tercakup dalam rencana tata ruang kota dan wilayah.
  • Jenis tanah kedap air.Area tidak produktif untuk pertanian.
  • Bisa digunakan minimal 5 s/d 10 Tahun.
  • Tidak merusak/mencemari sumber air.
  • Jarak maksimal wilayah dari pusat pelayanan adalah 10 km.
  • Daerah yang bebas banjir.

Metode pembuangan limbah dibagi menjadi beberapa yaitu sebagai berikut:


1. Open Dumping

Pembuangan terbuka atau dumping adalah metode pembuangan sederhana di mana limbah tersebar di suatu lokasi, dibiarkan terbuka tanpa perlindungan dan setelah lokasi tersebut penuh. Masih ada pemerintah daerah yang memberlakukan hal ini karena keterbatasan sumber daya. Metode ini tidak lagi direkomendasikan karena banyak potensi masalah lingkungan yang dapat ditimbulkannya, seperti:

  • Perkembangan vektor penyakit seperti lalat dan tikus,
  • Pencemaran udara oleh bau dan gas.
  • Pencemaran air akibat banyaknya lindi yang terjadi.
  • Estetika lingkungan yang buruk karena lanskap yang kotor.
2. Control Landfill

Metode ini merupakan peningkatan dari dibandingkan dengan open pit dimana timbunan limbah secara periodik berupa lapisan lahan untuk mengurangi potensi lingkungan. Dalam pengoperasiannya juga dilakukan perataan dan pemadatan sampah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan stabilitas permukaan permukaan. Metode pengendalian penguburan direkomendasikan untuk berada di kota-kota kecil dan menengah. Untuk dapat melakukan metode ini, perlu disediakan beberapa instalasi antara lain:

  • Saluran drainase untuk mengontrol aliran air hujan.
  • Saluran pengumpul lindi dan bak penampungan.
  • Pos pemeriksaan operasional.
  • Fasilitas pemantauan metana.
  • Alat berat
3. Sanitary Landfill

Sanitary landfill adalah sistem pengelolaan TPA yang bertumpu pada lahan terbuka dan tempat pembuangan akhir tempat sampah dimasukkan ke dalam lubang kemudian dipadatkan. Metode ini merupakan metode standar yang digunakan dalam skala dimana pemborosan dicakup setiap hari untuk meminimalkan risiko gangguan. Namun, perlu menyediakan infrastruktur dan peralatan yang cukup mahal untuk implementasi metode ini, sehingga sampai saat ini hanya direkomendasikan untuk kota.

Metode Pengelolaan Sampah

1. Reduce (mengurangi sampah)

Reduce artinya mengurangi segala sesuatu yang menimbulkan pemborosan. Mengurangi atau disebut juga pengurangan sampah adalah langkah pertama dalam mencegah timbulan sampah di tempat pembuangan akhir. Hancurkan sampah dalam jumlah yang lebih sedikit dan diolah, hanya saja biaya yang dikeluarkan sangat tidak sebanding dengan hasilnya. Pengurangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antaranya:

  • Pengurangan volume sampah secara mekanis. Pemadatan dilakukan pada dump truck compactor sehingga volume sampah berkurang dan volume yang diangkut menjadi lebih banyak.
  • Reduksi volume sampah secara pembakaran.
2. Recycling (mendaur ulang)

Daur ulang adalah penggunaan kembali sampah yang dapat diolah. Bahan yang dapat didaur ulang sebagai berikut:

  • Botol bekas untuk kecap, saus, sirup, krim bening dan berwarna,khususnya dalam gelas atau kaca bening.
  • Kertas, terutama kertas bekas kantor, koran dan majalah.
  • Logam bekas untuk wadah minuman ringan, kemasan bekas, rangka meja, rangka baja dan beton.
  • Sampah plastik untuk wadah sampo, air mineral, jerigen, Pengelolaan sampah daur ulang merupakan salah satu cara yang efektif, dengan syarat sampah yang digunakan adalah sampah yang dapat didaur ulang, memiliki nilai ekonomi yang tinggi, tidak menggunakan kertas atau yang diminyaki plastik, untuk sampah tidak diolah pembersihan dilakukan terlebih dahulu sebelum didaur ulang, dan pemilihan/pengelompokan sampah menurut sampahnya.

3. Composting


Pengomposan (Composting) adalah cara mengolah secara alami menjadi bahan yang sangat bermanfaat untuk penanaman/pertanian menjadi limbah sampah organik, hasil akhirnya menjadi kompos yang tidak berbahaya bagi penggunaannya.


sampah (limbah Padat)

Post a Comment for "Sampah (Limbah Padat)"