Optimalisasi Ergonomi di Perusahaan Manufaktur
Untuk Meningkatkan Produktivitas dan Kesehatan Kerja
Abstract
Ergonomi merupakan pendekatan ilmiah dalam merancang sistem kerja yang menyesuaikan dengan kapasitas dan keterbatasan manusia. Dalam konteks industri manufaktur, implementasi ergonomi yang efektif terbukti mampu meningkatkan produktivitas, mengurangi risiko musculoskeletal disorders (MSDs), serta meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja. Artikel ini membahas pendekatan ergonomi dalam perusahaan manufaktur dengan mengintegrasikan prinsip desain kerja, evaluasi risiko ergonomik, serta rekomendasi intervensi berbasis bukti.
A. Pendahuluan
Dalam lingkungan kerja manufaktur, pekerja dihadapkan pada berbagai tuntutan fisik yang tinggi, termasuk pengangkatan manual, postur kerja statis dan dinamis, serta tugas berulang. Kurangnya pendekatan ergonomik menyebabkan tingginya prevalensi keluhan sistem otot rangka, yang pada akhirnya menurunkan produktivitas dan meningkatkan biaya kesehatan serta absensi kerja.
Pentingnya ergonomi di perusahaan manufaktur tidak hanya bersifat normatif, tetapi juga strategis dalam menjamin keberlangsungan operasi dan daya saing industri.
B. Konsep Dasar Ergonomi dalam Konteks Industri
1. Definisi dan Prinsip Ergonomi
Ergonomi merupakan ilmu interdisipliner yang menggabungkan anatomi, fisiologi, psikologi, teknik, dan desain industri. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan interaksi antara manusia, mesin, dan lingkungan kerja.
Prinsip utama ergonomi:
- Menyesuaikan pekerjaan dengan pekerja.
- Mengurangi beban kerja fisik dan mental.
- Meminimalkan risiko cedera akibat desain kerja yang buruk.
- Desain stasiun kerja.
- Pemilihan alat dan mesin.
- Metode kerja dan siklus tugas.
- Penerangan dan lingkungan fisik.
- Pengaturan jadwal kerja dan rotasi tugas.
Skor REBA |
Tingkat Risiko |
Tindakan yang Disarankan |
1 |
Sangat rendah |
Tidak perlu
tindakan |
2-3 |
Rendah |
Tinjauan
ulang diperlukan |
4-7 |
Sedang |
Perlu
investigasi dan modifikasi |
8-10 |
Tinggi |
Modifikasi
segera dibutuhkan |
11+ |
Sangat Tinggi |
Intervensi
segera dan menyeluruh |
- Identifikasi tugas utama pekerja.
- Amati dan catat postur saat bekerja, khususnya sudut gerakan lengan, leher, dan pergelangan.
- Penilaian beban dan gaya: apakah pekerja menggunakan gaya berlebih atau menahan posisi lama.
- Gunakan lembar skor RULA untuk menghitung nilai postur tubuh berdasarkan hasil pengamatan.
- Hitung skor akhir untuk menentukan tingkat risiko.
Skor REBA |
Tingkat Risiko |
Tindakan yang Disarankan |
1-2 |
Risiko rendah |
Tidak perlu
perubahan |
3-4 |
Risiko sedang |
Tinjauan
ulang diperlukan |
5-6 |
Risiko tinggi |
Perlu
modifikasi pekerjaan |
7+ |
Sangat Tinggi |
Perlu
intervensi segera |
- Observasi Langsung terhadap operator selama 30 menit.
- Pengisian formulir REBA dan RULA berdasarkan video pekerjaan.
- Wawancara singkat dengan operator terkait keluhan fisik yang dirasakan.
- Pengukuran antropometri untuk menentukan kesesuaian peralatan.
Komponen |
Skor
REBA |
Skor
RULA |
Keterangan |
Leher &
Punggung |
8 |
6 |
Postur membungkuk saat menjangkau |
Lengan & Pergelangan |
7 |
7 |
Posisi menjangkau dan rotasi pergelangan |
Beban Angkat |
10 |
- |
Pengangkatan komponen tanpa bantuan alat |
- Postur tubuh menunjukkan beban statis pada punggung bawah.
- Pergelangan tangan berada pada sudut ekstrem saat penggunaan obeng.
- Tidak ada rotasi tugas selama shift, yang meningkatkan risiko kelelahan otot.
- Penyesuaian tinggi rak komponen agar sesuai dengan tinggi operator.
- Penggunaan obeng elektrik dengan handle ergonomis untuk mengurangi rotasi pergelangan.
- Rotasi tugas setiap 2 jam untuk meminimalkan repetisi dan ketegangan otot.
- Pelatihan ergonomi dasar untuk semua operator baru dan lama.
Parameter |
Sebelum Intervensi |
Setelah Intervensi |
Keluhan MSD |
12
kasus/bulan |
4
kasus/bulan |
Waktu siklus kerja |
4,5
menit/unit |
3,8
menit/unit |
Kepuasan operator |
61% |
85% |
Post a Comment for "Ergonomi di Perusahaan Manufaktur"