PILAR SMART SAFETY

Sejalan dengan 3 (tiga) pendekatan, SMART Safety memiliki tiga pilar utama, yaitu kondisi operasional yang baik dan aman (safe condition), adanya sistem dan prosedur sebagai software dalam kesisteman, dan adanya perilaku yang baik dari para pelaksananya. Jika ketiga unsur ini pincang atau tidak seimbang maka akan terjadi kegagalan yang dapat berujung terjadinya kecelakaan. Karena itu, ketiga pilar dalam SMART Safety ini dijalankan secara serasi dan terpadu karena sama pentingnya dan memiliki peran masing-masing dalam menjaga keselamatan.

1. Operasional Safety (Technical Approach)

Landasan utama dari K3 dalam perusahaan berkaitan dengan aspek keteknikan yang telah dimulai sejak kegiatan dirancang, dibangun, dioperasikan, dan dipelihara dengan menerapkan kaidah-kaidah K3 dalam operasi.

Sumber utama kecelakaan adalah kegiatan operasi sesuai dengan syarat Keselamatan dalam UU No. 1 Tahun 1970 sebagai what yang harus dikelola perusahaan. Karena itu, upaya keselamatan harus fokus terhadap seluruh potensi bahaya yang terdapat dalam kegiatan operasi. Kegiatan operasi sangat beragam antara suatu industri dan industri lainnya. Keselamatan penerbangan, misalnya, memiliki prosedur keselamatan operasi yang sangat ketat. Di lingkungan industri kimia dan proses, dikembangkan keselamatan operasi proses atau sering disebut Process Safety Management. Di sektor konstruksi, ada berbagai aspek operasi yang berbeda dengan bidang lainnya yang mencakup aspek keselamatan konstruksi.

Semua kegiatan dalam perusahaan Construction Safety Management di unit proses, bengkel, pembangkit listrik, kegiatan pemeliharaan, kegiatan bongkar muat, dan transportasi mengandung berbagai jenis bahaya sesuai karakteristik industrinya.

Potensi bahaya di sektor migas tentu berbeda dengan potensi bahaya di pertambangan batu bara, perkebunan, atau manufaktur. Untuk itu, setiap kegiatan harus dikembangkan program pencegahan kecelakaan dalam kegiatan operasinya.

Keselamatan operasi (operational safety) harus berbasis risiko (risk based safety in operation). Berbagai jenis dan bentuk kegiatan dalam operasi yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :

A. Cara Kerja Aman (Safe Work Practices)

Pedoman cara kerja aman harus disiapkan untuk setiap kegiatan berbahaya yang dilakukan dalam operasi perusahaan, seperti bekerja di ketinggian, masuk ruang tertutup, pengelasan, dan lainnya.

B. Manajemen Perubahan (Management of Change)

Melalui prosedur perubahan, analisis bahaya dan penilaian risiko. Semua kegiatan yang bersifat perubahan harus dikelola dengan aman.

C. Operasi Aman (Safe Operation)

Untuk mengoperasikan pabrik, unit proses, peralatan, mesin, atau instalasi berbahaya.

D. Manajemen Keselamatan Proses (Process Safety Management)

Untuk industri berbahaya dan mengelola bahan kimia, perlu menerapkan manajemen keselamatan proses (process safety management) yang dikembangkan spesifik untuk industri berisiko tinggi.

E. Keselamatan kontraktor 

Keselamatan kontraktor juga berkaitan dengan keselamatan operasi yang harus dikelola dengan baik.


2. Sistem Manajemen (System Approach)

Keberhasilan K3 didukung oleh sistem manajemen yang baik yang dijalankan dengan konsisten. Sistem dan prosedur yang baik mendukung keberhasilan keselamatan dalam operasi. Potensi bahaya yang ada dalam perusahaan (What) harus dikelola dengan baik melalui suatu kesisteman (How). Untuk itu, pendekatan holistik ini mengharapkan setiap perusahaan telah menerapkan SMK3 untuk membangun kesisteman yang baik. Tanpa didukung dengan sistem manajemen K3 yang baik, seperti sistem dokumentasi, pengendalian dokumen dan data, rencana kerja, sasaran dan target, sumber daya, serta komunikasi maka penerapan K3 akan mengalami hambatan. Penerapan elemen-elemen SMK3 juga harus terintegrasi dengan pendekatan teknis dan pendekatan manusia lainnya.


3. Behavior Approach

Elemen kunci dalam SMART Safety adalah perbaikan perilaku (Behavior Safety). Pendekatan ini penting untuk menekan insiden yang disebabkan oleh perilaku tidak aman (unsafe behavior). Walaupun kesisteman telah dibangun serta operasi sudah dalam kondisi aman dan handal, namun jika pelakunya tidak dibina maka penyimpangan akan banyak terjadi. Perbaikan perilaku (attitude reinforcement) bukan hal yang mudah dan dilakukan secara terencana dengan menerapkan program-program SMART mulai dari survei perilaku, observasi, dan perbaikan perilaku menuju total safety culture yang tinggi. Program ini bertujuan untuk membangun budaya safety dalam perusahaan. Program ini memerlukan keterlibatan dan partisipasi semua unsur dalam perusahaan. SMART Safety untuk perbaikan perilaku dan sistem yang dilakukan dengan berbagai cara dengan melibatkan semua unsur dalam perusahan yang terlibat dalam manajemen K3 (WHO).

Post a Comment for "PILAR SMART SAFETY"